Berita Chelsea, Beli Bensin Buat Bus Tim Pun Kini Susah, Bisa Merugi Rp 10 Triliun Gegara Hal Ini Pembekuan semua aset pengusaha Rusia, Roman Abramovich, oleh pemerintah Inggris benar benar bikin Chelsea kelimpungan. Sanksi itu berdampak langsung pada kegiatan operasional klub lantaran semua arus keuangan kini dibatasi dan diawasi pihak lain.
Hal itu termasuk penggunaan kartu kredit Chelsea untuk keperluan sehari hari mereka, tak terkecuali membeli bahan bakar untuk bus tim. The Athletic melaporkan, Roman Abramovich terkena sanksi pada Kamis pagi oleh pemerintah Inggris. Digambarkan oleh pemerintah Inggris sebagai "oligarki pro Kremlin", Abramovich telah dikenai sanksi dengan pembekuan aset dan larangan bepergian.
Chelsea yang juga masuk dalam aset Abramovich, juga termasuk dalam sanksi pembekuan aset. Meski begitu, Chelsea diberi 'lisensi khusus' dari pemerintah Inggris untuk masih bisa menjalankan arus keuangan mereka dalam skala kecil demi kepentingan operasional dalam pengawasan ketat. "'Lisensi khusus' itu mencakup izin bagi klub Liga Premier itu untuk memenuhi perlengkapan dan kebutuhan untuk bertanding, izin membayar staf dan pekerja, serta izin bagi pemegang tiket langganan untuk tetap bisa menghadiri pertandingan," tulis The Athletic dalam ulasannya.
Namun, ada batasan dan pengawasan ketat terkait jumlah dan bagaimana uang uang tersebut dapat dibelanjakan. "Dapat dipahami bahwa untuk sementara (pembekuan aset) meluas ke kartu kredit perusahaan di Chelsea — dan berarti mereka saat ini tidak dapat membeli bahan bakar untuk bus tim," tulis The Athletic. Penggunaan uang bagi keperluan operasional Chelsea dibatasi tak boleh lebih dari 20 ribu euro atau sekitar Rp 312 juta per laga.
Pada situasi normal, lazim bagi klub klub untuk membelanjakan uang mereka untuk kebutuhan akomodasi staf, pelatih, dan pemain dari hotel ke stadion saat menjalani laga baik kandang maupun tandang. The Athletic menggarisbawahi, terkait situasi tersebut, Chelsea tidak perlu mengubah jadwal perjalanan mereka ke Lille, Prancis untuk laga Liga Champions, karena sudah dibayar sebelumnya sebelum sanksi pembekuan aset dijatuhkan. Sanksi pembekuan semua aset Roman Abramovich selaku pemilik Chelsea juga berimbas langsung pada sponsorship The Blues dengan para kliennya.
Kabar teranyar, giliran raksasa pakaian olahraga Nike sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan kesepakatan sponsor untuk jersey Chelsea setelah 15 tahun bersama. Sebelumnya, sponsor lain di jersey klub, perusahaan telepon seluler Three, telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan menangguhkan sponsor mereka sampai pemberitahuan lebih lanjut. Sekarang dilaporkan bahwa produsen baju klub berjuluk The Blues itu, Nike, dapat mengambil langkah yang sama.
Chelsea menyetujui kemitraan dengan Nike pada 2016 yang bernilai sekitar Rp 16.7 triliun. Dikutip SuperBall.id dari Sportbible , jika Nike mengambil langkah ini, maka Chelsea bisa kehilangan sekitar 540 juta pounds atau setara dengan Rp 10 triliun. Chelsea sendiri saat ini tidak dapat menjual barang dagangan apa pun dan menutup toko mereka di Stamford Bridge.
Mereka juga tidak diizinkan untuk menjual tiket apa pun ke pertandingan dan hanya pemegang tiket yang ada yang dapat hadir selama sisa musim ini. Sanksi lainnya termasuk tidak dapat merekrut pemain baru, memperbarui kontrak, atau menjual pemain. Kapten klub Cesar Azpilicueta, Antonio Rudiger dan Andreas Christensen akan habis kontraknya di musim panas.
Christensen diperkirakan akan bergabung dengan Barcelona sebagai agen bebas dan telah membuat keputusan itu sebelum sanksi untuk Abramovich diputuskan. Namun masa depan Azpilicueta dan Rudiger belum diputuskan dan sekarang terlihat rumit, dengan keduanya bisa pergi begitu saja. Pelatih Chelsea Thomas Tuchel juga merasa tidak yakin dengan apa yang terjadi pada klubnya saat ini.
“Mari kita lihat apakah akan tetap seperti ini," kata Tuchel, setelah laga kemenangan 1 2 melawan Norwich City pada Jumat (11/3/2022) dini hari. "Jika ya, saya tidak tahu. Kami menghadapinya hari demi hari.” “Saya tidak tahu ini akan terjadi kemarin dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok.”
“Semua orang bisa sangat yakin bahwa kami fokus pada diri kami sendiri, untuk menjaga sikap dan mentalitas tepat di tempat latihan dan di dalam tim.” "Sejauh ini kami bisa saling percaya dan ini tidak akan berubah,” katanya.